Kamis, 26 April 2012

DUKUNG INDONESIA GO OPEN SOURCE

Untuk meningkatkan mutu pendidikan yang baik di Indonesia, setidaknya ada 2 hal yang harus terpenuhi. Pertama, infrastruktur jaringan di Indonesia yang memadai sebagai media untuk proses transfer data (dalam hal ini konten pendidikan). Yang kedua, open source yang harus digalakkan (misalkan dalam hal ini pemanfaatan GNU/Linux dan FOSS), sehingga masyarakat dari tingkat dunia pendidikan hingga dunia kerja dapat memahami, menggunakan, dan merasakan manfaat penggunaan open source untuk setiap kegiatan berkomputer. Open source sendiri, misalkan dengan menggunakan sistem operasi GNU/Linux dengan berbagai distribusi (distro) yang ada beserta paket FOSS (Free and Open Source Software/Perangkat Lunak Sumber Terbuka dan Merdeka) lainnya, akan mengurangi dan menghilangkan ketergantungan terhadap perangkat lunak closed source proprietary. Hal ini tentu saja akan mengurangi dan menghilangkan pembajakan dan penggunaan perangkat lunak bajakan yang marak dan umum di Indonesia. Pembajakan ini terjadi sebagai akibat ketergantungan terhadap perangkat lunak closed source proprietary tersebut, dimana terdapat kebutuhan untuk menggunakan perangkat lunak tersebut namun tidak disertai dengan kemampuan membeli lisensi asli. Ditambah dengan ketidak tahuan masyarakat mengenai HAKI (Hak Atas kekayaan Intelektual) dan kurangnya pengajaran HAKI di sekolah dan institusi pendidikan di Indonesia. Sangat memilukan melihat kenyataan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat pembajakan perangkat lunak terbesar di dunia. Ditambah dengan penggunaaan perangkat lunak bajakan di institusi pendidikan, baik disadari maupun tidak disadari. Hal ini juga akan mematikan kreaktivitas lokal anak bangsa di bidang perangkat lunak karena tidak adanya jaminan terhadap HAKI yang berujung kepada kemunduran mutu pendidikan, teknologi, dan daya saing bangsa.
GNU/Linux dan FOSS sendiri memberikan banyak solusi dan pilihan untuk padanan setiap perangkat lunak closed source proprietary dengan fasilitas sama atau tidak jauh beda. Misalkan saja Open Office/Libre Office yang dapat diunduh gratis (dan juga terdapat secara default di setiap distro GNU/Linux) untuk menggantikan Microsoft Office yang memiliki lisensi mahal, GIMP (GNU Image Manipulation Image) untuk menggantikan Adobe Photoshop, dan sistem operasi GNU/Linux itu sendiri yang menggantikan sistem operasi Microsoft Windows (dengan segala kelengkapan di dalamnya sehingga sangat praktis digunakan). Selain itu, semua konten ini juga legal untuk diperbanyak dan disebar luaskan. Media yang biasa digunakan untuk penyebaran file ini umumnya berupa fisik (CD/DVD/USB flashdisk/Harddisk external). Media lainnya yaitu melalui internet, termasuk penggunaan repository dan update secara online. Namun di Indonesia sendiri internet belum merata dan infrastrukturnya belum memadai terutama di pelosok. Untuk itu diperlukan sebuah jaringan bersama berbasis pendidikan (dengan berbagai layanan penunjang di dalamnya) yang mampu menghubungkan semua daerah di Indonesia dengan memanfaatkan berbagai perguruan tinggi (negeri dan swasta) yang ada dan pemerintah daerah (beserta instansi di dalamnya). Konten pendidikan yang digunakan bersama di dalam jaringan ini meliputi juga file iso dan repository GNU/Linux dan FOSS untuk mendukung dan meningkatkan pendidikan di Indonesia berbasis open source.
Permasalahan ini terjawab sudah dengan adanya jaringan Inherent. Jaringan Inherent (Indonesia Higher Education Network/Jaringan Peguruan Tinggi Indonesia) adalah jaringan antar berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang dibangun untuk membantu meningkatkan pendidikan di Indonesia. Jaringan ini dibuat oleh DIKTI (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi) dengan tahap awalnya mencakup 32 perguruan tinggi seIndonesia. Ring utama jaringan berada di pulau Jawa dengan 5 perguruan tinggi sebagai backbone-nya (Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Gajah Mada, dan Universitas Diponegoro). Kelima backbone ini dihubungkan menggunakan line STM1 (Synchronous Transport Module level-1, transmisi standar untuk jaringan fiber/serat optik SDH ITU-T) dengan total bandwith 155Mbps.[1] Jaringan bersama ini diharapkan dapat digunakan secara maksimal untuk meningkatkan mutu pendidikan dan daya saing bangsa Indonesia sesuai dengan yang tertuang di dalam Strategi Jangka Panjang Pendidikan Tinggi (Higher Education Long Term Strategy). [2]
Di dalam jaringan inherent terdapat banyak layanan yang dapat dimanfaatkan untuk pendidikan di Indonesia, antara lain[3] :
1. Layanan yang memuat berbagai konten pendidikan tinggi se-Indonesia.
Meliputi 3 buah layanan. Layanan pertama yaitu koleksi mirror (cermin server) untuk kumpulan repository dari berbagai distribusi sistem operasi open source (FOSS) GNU/Linux dan sistem operasi open source UNIX based lainnya (Solaris, BSD). Meliputi server Kambing Universitas Indonesia (http://kambing.ui.ac.id/), server Universitas Gajah Mada (http://repo.ugm.ac.id/), server Institut Teknologi Bandung (http://ftp.itb.ac.id/pub/ ), dan server Institut Teknologi Sepuluh November (http://mirror.its.ac.id/). Di harapkan ke depannya akan disusul dengan berbagai server dari berbagai perguruan tinggi lainnya.
Layanan kedua yaitu koleksi perpustakaan online. Memuat kumpulan jurnal elektronik Indonesia dan dihosting di server Universitas Kristen Petra dengan alamat http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/ Saat tulisan ini dibuat server sedang mengalami gangguan karena koneksi yang banyak(too many connections). Dengan adanya produk open source karya anak bangsa untuk perpustakaan online yaitu CMS Senayan, diharapkan ke depannya dapat digunakan pada layanan ini.
Layanan ketiga yaitu kuliah online e-learning dan layanan streaming. Saat tulisan ini dibuat, kedua layanan ini belum bisa digunakan karena masih dalam tahap pengembangan.
2. VICON (Video Teleconference).
Layanan ini disediakan untuk konferensi (pertemuan, pembicaraan, dan tatap muka) jarak jauh menggunakan jaringan inherent. Layanan ini mempertukarkan data suara, video, dan gambar secara real time.
Layanan ini dapat diakses di alamat http://www.inherent-dikti.net/?modul=baca&dir=wiki&artikel=VICON. Untuk panduan penggunaan, info, dan pertanyaan yang akan diajukan, dapat dilakukan melalui alamat http://www.inherent-dikti.net/?modul=baca&dir=wiki&artikel=VIDEO-TELECONFERENCE.
3. VOIP (Voice Over Internet Protocol) Inherent.
Merupakan bentuk layanan komunikasi suara melalui IP (Internet Protocol). Dapat diakses melalui http://www.inherent-dikti.net/?modul=baca&dir=wiki&artikel=VoIP-INHERENT Di dalamnya terdaftar 11 penomoran. Meliputi 1 untuk DIKTI dan 10 perguruan tinggi seIndonesia yang terdaftar. Kesepuluh perguruan tinggi tersebut meliputi Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Surabaya, Institut Pertanian Bogor, Universitas Brawijaya, Universitas Diponegoro, Politeknik Negeri Jakarta, Universitas Sriwijaya, dan Universitas Lampung.[4]
4. Mesin pencari (Search Engine) Jaringan Inherent.
Merupakan layanan mesin pencari layaknya Google yang dikembangkan oleh Universitas Gajah Mada dengan alamat http://i-ask.ugm.ac.id/ Layanan ini dimaksudkan untuk memudahkan para pengguna jaringan inherent dalam melakukan pencarian file dokumen dan alamat situs. Mesin pencari ini melayani 3 jenis pencarian, yaitu pencarian web, file PDF, dan file DOC.
5. Expertise Electronic Portofolio.
Merupakan layanan untuk porto folio online menggunakan engine CMS (Content Management System) open source Mahara. Layanan ini bermanfaat untuk membuat porto folio secara online, semacam Curiculum Vitae (CV), yang bermanfaat untuk melamar pekerjaan. Layanan ini bisa diakses di alamat http://puslit2.petra.ac.id/eportfolio/ Saat tulisan ini dibuat layanan ini tidak dapat diakses karena permasalahan pada database.
6. Peerp Reviewed Scientific E-Journal
Merupakan layanan untuk kumpulan jurnal elektronik Indonesia, dihosting di server Universitas Kristen Petra http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/) Layanan ini diharapkan mampu membantu meningkatkan minat membaca masyarakat dan membuka pengetahuan melalaui kumpulan jurnal elektronik yang disediakan. Saat tulisan ini dibuat server sedang mengalami gangguan akibat koneksi yang terlalu banyak(too many connections).
Adapun 32 perguruan tinggi yang pada tahap awal tergabung dalam jaringan inherent akan menjadi simpul – simpul lokal untuk node selanjutnya. 32 perguruan tinggi ini dapat memberikan akses kepada perguruan tinggi lainnya untuk menggunakan bersama jaringan Inherent dengan sepengetahuan pihak DIKTI. Perguruan tinggi yang ingin bergabung dengan jaringan inherent mengajukan permohonan tertulis terlebih dahulu kepada perguruan tinggi terdekat yang masuk ke dalam salah satu dari 32 perguruan tinggi simpul lokal inherent. Kemudian permohonan tersebut diteruskan ke pihak DIKTI. Biaya ditanggung sepenuhnya oleh perguruan tinggi pemohon.
Adanya jaringan Inherent ini memberikan banyak dampak terhadap dunia pendidikan di Indonesia. Secara umum dapat dijabarkan menjadi 2 buah. Dampak pertama adanya jaringan Inherent ini yaitu memudahkan dalam kerja sama pertukaran data yang berhubungan dengan dunia pendidikan antar perguruan tinggi seIndonesia. Setiap perguruan tinggi yang tergabung di dalam jaringan Inherent dapat memiliki server tersendiri yang memuat konten pendidikan yang bisa digunakan secara bersama – sama oleh perguruan tinggi lainnya dalam 1 jaringan. Misalkan saja Institut Teknologi Bandung (ITB) yang memiliki server sendiri yang beralamat di http://ftp.itb.ac.id/pub/ Alamat tersebut dapat diakses dari intranet ITB maupun luar (internet). Konten yang disediakan di dalamnya (file iso distribusi GNU/Linux dan FOSS, BSD, Solaris) dapat digunakan bersama – sama oleh siapapun melalui akses internet. Dan khusus untuk jaringan yang terhubung Inherent akan menikmati akses kecepatan tinggi untuk menggunakan layanan atau konten di dalamnya. Hal yang sama saat civitas akademik ITB (dosen, mahasiswa) menggunakan layanan atau konten dari server perguruan tinggi lainnya yang terhubung Inherent dengan ITB, misalkan server Kambing (http://kambing.ui.ac.id/iso/) yang disediakan oleh Universitas Indonesia (UI). Hal yang sama berlaku untuk ebook dan jurnal.
Penulis sendiri merasakan manfaat adanya jaringan ini. Dengan berbekal koneksi internet dari jaringan ITB (setelah sebelumnya terhubung ke jaringan lokal, melakukan otentikasi, dan menggunakan proxy server ITB), penulis otomatis tergabung ke dalam jaringan Inherent melalui jaringan ITB. Dengan cepat penulis dapat mengunduh berbagai file yang ada di dalam jaringan bersama tersebut, misal mengunduh bergiga – giga file iso dan repository dari server Kambing Universitas Indonesia (UI) hanya dalam hitungan menit atau 1 – 2 jam (sesuai total besar file yang diunduh). Kecepatan tertinggi yang pernah penulis capai adalah sekitar 7000Mbps saat mengunduh iso distro Garuda sebesar 4 GB dari server Kambing UI (hanya dalam hitungan menit). Hal ini sangat menghemat waktu dan biaya jika dibandingkan mengunduh dari internet di luar jaringan Inherent. Selain itu juga mempercepat penyebaran dan penggunaan GNU/Linux dan FOSS di masyarakat. Sesuai dengan semangat open source dan lisensi GNU GPL, semua file open source hasil unduhan ini legal untuk diperbanyak, dijual, atau dibagikan ke yang lainnya untuk kepentingan bersama, misalkan untuk sekolah/perkuliahan (pendidikan), kerja, ataupun penggunaan komputer sehari – hari. Penulis sendiri hanya menggunakan sistem operasi GNU/Linux Ubuntu 11.04 di notebook untuk berbagai kegiatan termasuk juga perkuliahan pasca sarjana dan sangat terbantu dengan adanya jaringan Inherent ini. Manfaat yang sama dirasakan oleh civitas akademik ITB lainnya dan civitas akademik berbagai kampus lainnya yang menggunakan layanan ini.
Dampak kedua yaitu memicu minat civitas akademik untuk terus berinovasi menciptakan layanan baru, memperbaiki layanan yang ada, dan menggunakan produk yang ada, dengan basis open source. Antara lain server yang dibangun oleh setiap perguruan tinggi menggunakan sistem operasi open source UNIX based (GNU/Linux, BSD, Solaris), pemanfaatan engine CMS open source Mahara, serta inovasi baru berupa layanan mesin pencari Inherent oleh UGM (seperti disebutkan di atas). Dengan adanya layanan video teleconference dan VOIP, akan memudahkan komunikasi dan pembelajaran bersama secara online (e-learning). Dikembangkan juga penambahan layanan di Inherent berupa implementasi paperless office (untuk menanggulangi global warming dan mendukung go green), IP Multicast (untuk antisipasi meledaknya kebutuhan bandwith online video streaming), Disaster Recovery Center (DRC) untuk mencegah disaster (kerusakan) yang terjadi di layanan TIK, dan directory service.[5]
Jaringan inherent tidak hanya mencakup perguruan tinggi negeri dan swasta di seluruh Indonesia, tapi juga pemerintah daerah setempat. Dalam hal ini mencakup Pemda, Pemkot, dan Pemprop. Pemanfaatan jaringan inherent ini diharapkan dapat membantu terselenggaranya program – program pendidikan yang dicanangkan oleh pemerintah daerah setempat di masing – masing propinsi di Indonesia untuk kepentingan masyarakat. Prosedur yang digunakan sama dengan yang digunakan oleh perguruan tinggi, yaitu pihak pemerintah daerah mengajukan salah satu dari 32 pihak perguruan tinggi terdekat yang terhubung ke dalam simpul lokal jaringan Inherent. Kemudian permohonan itu diteruskan ke DIKTI. Biaya ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah daerah. Dampak positifnya sangat baik. Misalkan saja Dinas Pendidikan, pelatihan, atau lainnya, yang berada di bawah naungan pemerintah daerah setempat, dapat menggunakan layanan Inherent. Diharapkan masyarakat di daerah bersangkutan akan bisa ikut serta menikmati salah satu hasil pembangunan berupa fasilitas jaringan inherent ini untuk pendidikan termasuk juga mempercepat pemasyarakatan open source di Indonesia. Khususnya dalam hal ini untuk pendidikan di sekolah.
Penulis berharap, makin banyak perguruan tinggi (negeri dan swasta) serta pemerintah daerah yang bergabung ke dalam jaringan Inherent dan memanfaatkan layanan ini dengan sebaik – baiknya. Termasuk juga konten dan jenis layanan yang makin bertambah dengan berlandaskan open source untuk dunia pendidikan Indonesia. Sehingga semua lapisan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia dapat memperoleh manfaat adanya jaringan Inherent dan juga pemanfaatan GNU/Linux dan FOSS. Diperlukan peran serta bersama antara pemerintah, masyarakat, dan civitas akademik untuk mewujudkan hal ini. Sehingga diharapkan ada 2 hal yang akan terwujud yaitu pencapaian program Indonesia Go Open Source (IGOS) dan pencapaian mutu pendidikan di Indonesia dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa. Kedua hal ini sangat penting dan saling berkaitan.
Unduh via Inherent di Linux memakai prozilla
Unduh via Inherent di Linux memakai prozilla
Peta Jaringan Inherent Se-Indonesia
Peta Jaringan Inherent Se-Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
[1] Wikipedia (2011). Inherent. http://en.wikipedia.org/wiki/INHERENT. Diakses 16 Agustus 2011 19.45
[2] Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia (2004). Strategi Jangka Panjang Pendidikan Tinggi/Higher Education Long Term Strategy.http://www.inherent-dikti.net/files/HELTS2003-2010B.pdf. Diakses 16 Agustus 2011 19.30
[3] DIKTI (2011). WIKI Inherent DIKTI. http://www.inherent-dikti.net/?modul=baca&dir=wiki&artikel=wiki Diakses 16 Agustus 19.50
[4] Awaludin, Agus; Sari, Riri Fitri; Yuniartho, Adhi. Proposal Integrasi Layanan Suara Berbasis Internet Protokol (Voice Over IP) pada jaringan Inherent. Kampus Baru UI Depok. http://www.inherent-dikti.net/files/F934-imam-Proposal-Integrasi-VoIP.pdf. Diakses 16 Agustus 2011 20.00
[5] DIKTI (2008). Workshop Update Pemanfaatan http://www.inherent-dikti.net/?modul=baca&dir=harian&artikel=D64063C24B34 Diakses 16 Agustus 2011 20.20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar